Mengenal Industri 4.0.
Industri 4.0 pertama kali digemakan oleh hannover fair 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah jerman untuk memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi. Industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya campur tangan sistem cerdas dan otomasi dalam industri.
Secara singkat Industri 4.0 adalah tentang transformasi digital. Era industri ini akan memungkinkan otomatisasi peralatan-peralatan dengan sistem gabungan yang dapat bekerja sama satu sama lain dan membuat pertukaran data secara real time. Teknologi ini akan membantu memecahkan masalah dan melacak proses, sekaligus meningkatkan produktivitas demi hajat hidup orang banyak.
Berikut adalah tahapan evolusi Industri dari dulu hingga sekarang :
- Revolusi industri pertama kali terjadi pada akhir abad ke-18 yang ditandai dengan ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada tahun 1784. Peralatan kerja yang awalnya bergantung kepada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut. Akibatnya, Produksi meningkat dan pengangguran juga meningkat.
- Revolusi industri 2.0 terjadi pada awal abat ke 20 dengan pengenalan produksi masal berdasarkan pembagian kerja. Produksi masal ini menggunakan jalur listrik dan jalur perakitan. Lini produksi pertama kali melibatkan rumah potong hewan di Cincinati,Amerika Serikat pada tahun 1870.
- Revolusi industri 3.0 terjadi pada awal tahun 1970 yang dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produk. Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak lagi dikendalikan manusia dan biaya produksi dapat ditekan sedemikian rupa.
- Sejak awal 2018 hingga sekarang diperkirakanlah zaman revolusi industri 4.0. Pada era ini industri sudah menyentuh dunia virtual, membentuk konektivitas antar manusia, mesin dan alat, yang dikenal dengan nama Iot (Internet Of Things)
Mengutip dari situs kementrian komunikasi dan informatika, terdapat 5 (lima) teknologi yang menjadi fokus utama dalam Revolusi industri 4.0 :
1. Internet Of Things (IoT)
IoT merupakan penggabungan mesin digital, mekanis serta komputasi untuk menjalankan berbagai fungsi melalui komunikasi yang terhubung dengan internet. Contoh IoT Indonesia adalah aplikasi Qlue untuk Smart City.
2. Big Data
Big Data merupakan kumpulan data yang sangat besar dan banyak. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar, tujuannya agar bisa mengambil keputusan diorganisasi atau perusahaan dengan bijak.
3. Artificial Intelligence (AI)
AI adalah teknologi mesin atau komputer yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama seperti manusia. Dalam penggunaan, Al membutuhkan data yang saling berkesinamungan.
Contoh penggunaan AI adalah layanan aplikasi Chatbox serta pengenalan wajah atau face recognition.
4. Cloud Computing
Merupakan teknologi yang menggunakan internet sebagai sarana pengelolaan data serta aplikasi. Cloud Computing mengharuskan pengguna untuk memiliki hak akses sehingga bisa terkonfigurasi dengan server atau internet.
5. Addictive Manufacturing
sering disebut sebagai 3D Printing. Teknologi ini ditujukan untuk membuat design digital sesuai dengan objek nyata .
Dalam rangka mendorong industri bertransformasi ke Indsutri 4.0, Kementrian Perindustrian menyusun Indeks yang bernama Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau disingkat INDI 4.0. Dari hasil assesment awal yang telah dilakukan pada 25 industri besar di Indonesia di tahun 2018 diperoleh hasil bahwa nilai indeks industri tersebut rata-rata berada pada level 2 (penilaian 0 sampai 4) .
Konsep awal industri 4.0 adalah adanya sebuah sistem produksi yang antara satu mesin /sistem dengan mesin/sistem yang lain saling terhubung sehingga bisa saling berkomunikasi. Sehingga proses produksi bisa berjalan secara fleksibel, optimal, efektif dan efisien atau sering juga disebut SMART FACTORY.
Berikut adalah ciri-ciri SMART FACTORY :
- Connected, antar mesin dan/atau sistem di dalam pabrik maupun anat pabrik saling terkoneksi.
- Self optimized, mampu mengoptimasi sendiri proses produksi yang akan dan yang sedang berlangsung.
- Transparent, seluruh mesin/proses yang berhubungan dengan proses produksi dapat dimonitor secara real-time dimana saja melalui perangkat komputer.
- Agile, pabrik yang secara mudah dan cepat mengkonfigurai sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan variasi produk yang dihasilkan.
Dalam rangka mendorong industri bertransformasi ke industri 4.0, Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menyusun INDI 4.0 yang didalamnya terdapat 5 pilar (17 bidang) yang akan dijadikan acuan untuk mengukur kesiapan industri indonesia untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Berikut acuan pengukuran INDI 4.0 :
1. Strategi dan Kepemimpinan.
- Adanya dukungan dari pimpinan untuk mentransformasikan perusahaan ke arah industri 4.0.
- Pimpinan mengetahui secara baik keuntungan industri 4.0.
- Pimpinan dan manajement mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikan industri 4.0.
- Dengan mengetahui keuntungan industri 4.0, Pimpinan dapat membuat rencana investasi (baik jangka pendek dan jangka panjang) untuk pengembangan perusahaan ke industri 4.0.
- Investasi yang sudah direncanakan dilaksanakan dan dievaluasi secara terorganisir dan termonitor.
- Lingkungan perusahaan welcome terhadap inovasi baru dari seluruh karyawan.
- Pihak manajement memberikan dukungan perusahaan untuk berinovasi.
- Perusahaan memiliki sistem penghargaan untuk inovasi yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
- Adanya kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi untuk seluruh karyawan.
- Penegmbangan kompetensi diperlukan untuk mendorong perusahaan agar bertransformasi ke industri 4.0.
- Meningkatkan budaya perusahaan seperti: tepat waktu. budaya konsistensi terhadap rencana yang disepekati, budaya terus mau belajar, budaya berbicara terbuka dan berterus terang, dll.
- Pemikiran karyawan , pimpinan dan perusahaan selalu terbuka untuk hal baru yang memberikan dampak positif dalam transformasi perusahaan.
- Memiliki keterbukaan terhadap teknologi untuk membuat perusahaan lebih efektif dan efisien.
- Perusahaan mengembangkan model layanan berbasis data. Pengembangan berdasarkan data-data yang diperoleh baik data perusahaan itu sendiri, data perusahaan sejenis ataupun data dari konsumen.
8. Produk Cerdas.
- Perusahaan menciptakan produk-produk yang memiliki fitur teknologi didalamnya seperti sudah memiliki interface yang bisa terhubung ke internet.
- Memiliki fitur penyimpanan data (RFID,Barcode, dll)
- Produk cerdas yang sudah terintegrasi dengan sensor dan program yang dapat memperudah pencarian produk ataupun penggunaan produk.
- Adanya produk custom yang diinginkan konsumen.
- tingkat custom dapat menunjukkan tingkat kesiapan perusahaan untuk bertransformasi ke industri 4.0.
- Adanya konektivitas antara mesin atau sistem ddalam lini produksi maupun antar pabrik produksi.
- Konektivitas juga dapat berupa adanya interkoneksi yang real-time dengan vendor atau dengan pabrik yang menjadi mitra perusahaan.
- Karena adanya konectivitas dan layanan berbsais data ataupun operasi produksi yang saling terhubung dengan antara satu dengan yang lain, Maka keamanan konektivitasnya sangatlah penting.
- Memiliki msistem dan metode yang menjamin bahwa konektivitas berbasis data dapat aman seperti keamanan dalam menyimpan data, mentransfer data, dan mengolah data.
- Adanya mesin atau sistem pintar yang dusah dilengkapi dengan kecerdasan buatan atau interface koneksi dengan internet atau intranet.
- Sistem atau mesin dapat mengoptimisasi parameter maupun urutan operasi seara mandiri.
- Menisn cerdas dapat mengakomodir adanya kolaborasi baik antara manusia dan mesin atau kolaborasi antar sistem/mesin.
- Implementasi teknologi digital dalam perusahaan.
- Implementasi digital twin, digital factory, digital produk dll.
- Pengelolaan layanan berbasis data sudah dikelola dengan baik.
- Proses penyimpanan, sharing data / transfer data, dan penggunaan data sudah memiliki standar proses yang baku.
- Adanya penyimpanan data di cloud atau di internal server perusahaan.
- Terdapat aplikasi atau program yang dapat memonitoring kondisi dan lokasi barang yang masuk dan keluar serta sudah terintegrasi dengan proses produksi.
- Operasi pabrik yang sudah otonom baik dalam proses produksi maupun dalam proses pengambilan keputusan.
- Adanya proses pengoperasian mesin dan perawatan mesin yang sudah berbasis internet.
- Adanya sistem monitoring performa mesin (OEE) secara terpusat VIA internet, adanya diagnosis dan prognosis kondisi mesin sehingga dapat menentukan jadwal perbaikan atau penggantian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap menyebutkan nama
dan berkomentarlah dengan baik