Konflik kepentingan sering tejadi pada sebuah perusahaan. Hal ini muncul ketika seorang karyawan pada perusahaan memiliki :
1. Kewajiban profesional yang bersaing.
2. Kepentingan pribadi.
3. Keuangan yang berpotensi mempengaruhi pelaksanaan tugasnya.
Kepentingan pribadi atau pribadi termasuk, antara lain, keluarga dan kerabat lainnya, teman pribadi, klub dan masyarakat di mana seseorang berada, kepentingan bisnis pribadi, investasi dan kepemilikan saham, dan setiap orang yang kepadanya suatu bantuan berutang.
Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan memiliki kepentingan pribadi atau ekonomi yang tidak diungkapkan dalam suatu transaksi.
Skema ini melibatkan self-dealing oleh seorang karyawan. Ini termasuk:
Seorang agen tertarik pada suatu transaksi, itu sebenarnya atau berpotensi merugikan kepentingan perusahaan tanpa pengungkapan kepada perusahaan.
Benturan kepentingan yang menyebabkan kerugian ekonomi aktual atau potensial bagi perusahaan dapat dituntut secara pidana atau perdata sebagai penipuan.
Contoh kepentingan pribadi :
-- Menerima anak dari saudara anda / kerabat / kenalanan bisnis untuk dapat membantunya.
-- Mengizinkan teman Anda / Kenalan yang bekerja di pemasok untuk menyiasati proses penawaran.
-- Membuka bisnis sampingan untuk pekerjaan tetap Anda yang bersaing dengan bisnis perusahaan tempat anda bekerja.
diatas adalah contoh utama konflik kepentingan pribadi. Sekalipun tidak merugikan bisnis, tetap dianggap korupsi, oleh karena itu perlu diungkapkan agar dapat diambil tindakan yang tepat.
Bentuk konflik kepentingan yang paling umum adalah nepotisme, yaitu :
-- Pengalihan peluang bisnis
Contoh : pada perusahaan pinjaman, sales nya melakukan pengalihan pelanggan ke perusahaan pinjaman yang lain karena nilai komisi dari perusahaan lain lebih besar
-- Menerima manfaat dari pihak ketiga.
-- Hubungan dekat dengan pesaing, regulator, atau mitra bisnis, pekerjaan di luar, dan aktivitas profesional.
Contoh Benturan Kepentingan
1. Mempekerjakan kerabat yang tidak memenuhi syarat untuk memberikan layanan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Memulai perusahaan yang menyediakan layanan serupa dengan perusahaan tempat anda bekerja.
3. Gagal mengungkapkan bahwa ada hubungan keterkaitan dengan kandidat pekerjaan yang sedang dipertimbangkan perusahaan untuk dipekerjakan.
4. Membuat pengaturan bekerja untuk vendor atau klien di masa mendatang sambil terus berbisnis dengan mereka.
5. Posting ke media sosial tentang kelemahan perusahaan.
6. Menawarkan jasa layanan berbayar pada saat waktu istirahat kepada pelanggan atau pemasok perusahaan
7. Bekerja paruh waktu di perusahaan yang menjual produk atau layanan pesaing.
8. Menerima pembayaran dari perusahaan lain untuk informasi tentang perusahaan anda bekerja dan Berbagi informasi rahasia tentang perusahaan Anda dengan pesaing
9. Gagal menyelidiki kesalahan bawahan atau rekan kerja karena mereka adalah teman atau merasionalkan kesalahannya.
10. Berkencan atau menjalin hubungan romantis dengan atasan atau bawahan.
11. Menerima bantuan atau hadiah dari klien di atas jumlah yang ditentukan.
12. Memiliki bagian dari bisnis pendukung yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan anda.
13. Melapor ke atasan yang juga merupakan teman dekat atau anggota keluarga.
14. Melakukan bisnis atau bekerja untuk pesaing.
15. Menjelek2 kan hasil kerja orang lain karena anda dipercaya dapat mempengaruhi pemilik perusahaan.
16. Menerima biaya konsultasi dan memberikan saran kepada perusahaan lain untuk keuntungan pribadi.
17. Berbagi informasi tentang kegiatan atau rencana perusahaan anda.
18. Memanfaatkan informasi rahasia yang dipelajari di tempat kerja untuk keuntungan Anda sendiri.
19. Menguangkan peluang bisnis yang mungkin dikejar perusahaan Anda